Pengalaman kue lapis naik GO-JEK

Pengalaman kue lapis naik GO-JEK

GO-JEK merupakan alat trasnportasi kekinian yang sudah marak di daerah perkotaan, seperti Jakarta, Surabaya dan Malang karena lebih efisien waktu dan tenaga. Alat trasnportasi ini seperti ojek pada umumnya, hanya saja GO-JEK mengikuti perkembangan zaman yang segala sesuatu mengandalkan internet dan smartphone. Hal ini sangat berhubungan erat dengan pengalamanku selama kos di Malang yang selalu mengandalkan GO-JEK jika ingin pergi kemana- mana karena tidak ada angkutan kota lewat depan kos atau jalan depan gang weeeewww ----_____-----.
Ceritanya, waktu pertama kali menginjakkan kaki di malang menuju tempat kos  di daerah Jalan joyo Tamansari I selama PKL di Malang aku merasa W.O.W karena lumayan jauh dari jalan raya dan tidak ada motor. Tempat kos yang berada di gang perkampungan tapi masih muatlah untuk dilewati mobil meskipun berdempitan hihihi.
Bingung, bimbang, stress berat karena kalau mau cari apa- apa harus jalan jauh untuk sekedar cari camilan, jadi sehabis pulang dari tempat PKL aku tidak pernah pergi kemana- mana hanya berdiam diri di kos. Selang beberapa hari aku iseng- iseng download aplikasi GO-JEK  barangkali berguna untuk keperluan mendadak. Alhasil memang aplikasi tersebut aku butuhkan karena aku harus pergi mengunjungi salah satu saudara di daerah sekitar Taman Rekreasi Sengkaling.
Aku mulai registrasilangkah demi langkah mulai dari verifikasi email sampai dengan nomor HP. Hari berikutnya, aku mulai mencoba aplikasi tersebut. Agak ragu sih untuk menggunakan aplikasi ini karena pikiran sudah underestimate karena takut dan deg- degan yang mendominasi. Takut ketipu, takut nyasar, takut orangnya gak ramah karena sebelumnya tidak pernah menggunakan alat transportasi ini.
Setelah berfikir dan wpertimbangan  cukup matang aku mulai memutuskan untuk menggunakan aplikasi itu dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana rasanya naik GO-JEK. Ini adalah alasan klasik. Pertama aku mengisi kolom ‘tempat penjemputan’ itu diisi alamat kita saat ini. Sebisa mungkin harus tahu alamat lengkap kalau tidak rider bakal sulit nemuin kita huhuhuhu. Kemudian, aku juga mengisi kolom ‘tempat tujuan’ setelah semua kolom terisi aku menekan tombol hijau ‘PESAN GO RIDE’ kemudian kita menunggu beberapa menit  untuk ditelfon oleh rider mungkin waktunya berjarak beberapa menit. Setelah itu taraaaaaaa rider GO-JEK sudah datang.
Estimasi biaya dari Joyo Tamansari I ke sengkaling sekitar 10ribu. Ini termasuk biaya yang cukup murah karena kita gak perlu capek- capek jalan kaki buat cari ojek karena dengan menggunakan GO-JEK kita dijemput dan diantarkan sampai di depan tempat tujuan kita. Menurut pendapat pribadi aku sih setiap 1KM estimasi biayanya sekitar 2ribu rupiah jadi gak salah kalau Joyo Tamansari ke Sengkaling dikenakan 10ribu karena jarak tempuhnya 5KM. Itu merupakan pengalaman pertama aku menaiki GO-JEK serasa mengasyikkan dan pastinya bikin ketagihan.
Hari- hari berikutnya aku ingin memesannya lagi. Pertama aku kira ketika menaiki GO-JEK, kita dilarang berbicara dengan ridernya. Jadi waktu kemarin pesan GO-JEK ke Sengkaling aku tidak berani menanyakan apapun tentang GO-JEK ke ridernya. Tetapi pemesanan yang kedua ini aku dari Joyo Tamansari ke Malang Town Square (MATOS) di layar LCD estimasi biaya sekitar 7ribu karena jarak tempuhnya hampir 4km. Aku sudah melakukan pemesanan dan menunggu untuk ditelfon rider karena menurut pengalamanku sih sebelum rider telfon pemesanan GO-JEK itu seperti di PHP-in. Alasannya ya mungkin rider belum siap atau jarak rider terlalu jauh dari lokasi penjemputan. Tiba-tiba telfon hpku berbunyi. No baru telfon, sepertinya dari GO-JEK
“Halo mbak, tunggu beberapa menit ya” dengan nada suara ramah dan lemah lembut
“OH, iya mas” jawabku
Aku pikir sih rider dari GO-JEK yang aku pesan masih muda,sebelumnya sih aku gak kroscek ulang wajahnya seperti apa. Soalnya waktu aku pergi ke Sengkaling ridernya masih muda, seperti anak kuliahan.
Selang beberapa menit menunggu sambil mondar- mandir kesana kemari. Ini lumayan nunggu agak lama sih hampir 10 menitan soalnya rider masih cari jalan tempat penjemputan. Aku kira semua rider GO-JEK sudah memahami rute dan hafal jalan- jalan yang mereka lalui atau tuju. Ternyata tidak semua rider memahami secara penuh. Setelah menunggu di depan gerbang sambil sesekali cek HP barangkali rider telfon tiba- tiba muncullah.
“Kok ridernya sudah bapak- bapak sih, duhhhhhh malunya. Tadi udah manggil mas” gerutuku dalam hati
“Mbaknya yang pesan tadi ya?” tanyanya
Langsung saja aku jawab dengan panggilan “pak” karena dari wajah dan perawakannya sudah tidak mumpuni untuk dipanggil “pak” hihihi. Aku malu sih, tapi yaaa yaaaa sudahlah. pura- pura tidak menyadari apa yang aku katakan tadi ditelfon itu merupakan jalan terbaik huhuhu.
Setelah aku menaiki motor. Aku bertanya tentang sistem GO-JEK dan GO-FOOD. Setelah aku bertanya dua pertanyaan itu, rider mulai terus-terusan mengajakku ngobrol sampai tiba di depan MATOS. Dalam perjalanan menuju MATOS kecepatan motor rider hanya sekitar 20km per jam ----__----. Ini disengaja aau memang karena faktor macet soalnya jalanan di Malang Kota waktu sore hari lumayan padat merayap. Jadi perjalanan kali kedua ini agak lama dan MATOS terasa jauh hahaha.
Kali ini rider tidak mengatakan untuk memberi dia bintang 5 di aplikasi GO-JEKku. Biasanya mereka akan mengatakan
“ jangan lupa dikasih bintang 5 ya mbak”
“iya” sambil senyum tipis-tipis
Setelah urusan selesai, aku pun memesan GO-JEK lagi. Menunggu beberapa menit di depan MATOS karena rider masih dalam perjalanan. Estimasi biaya dari MATOS ke Joyo Tamansari sekitar 9ribu. Ketika sampai, langsung saja aku naik. Dalam perjalanan...
“mbak lewat sini bisa ya?”
Bingung mau jawab apa soalnya gak terlalu hafal jalan-jalan di Malang.  Tanpa pikir panjang dan iseng aku jawab
“Iya pak bisa” hihi ngomong opo aku iki  
“Mbak ini arahnya kemana?’’
Telolet Telolet  tiiiituuuut tiiiituuuut tiiiiituuuuut................
Aku diam sekejap, bingung mau jawab apa. Aku belum paham jalan kok ditanya.
“ya mungkin ini lurus pak, sepertinya begitu. Kalau gak salah iya bener pak” dengan sotoyyy dan kebanyakan bergaya nunjukkin jalan.
Kemudian setelah rider GO-JEK berjalan....
“lhooo kokkkk, dimana ini. Wahhhhh salah arah dan tujuan ini” gumanku dalam hati
Setelah aku menjelaskan bahwa arahnya salah barulah rider putar balik dan ternyata benar. Jalan yang aku tunjukkin salah hihihi. Singkat cerita rider sudah mengetahui arah- arahnya dan sampailah di depan kos taraaaaaaaaaaaaaaa ^__^.
Ini merupakan pengalaman pertama karena di Jombang belum ada transportasi berbasis internet seperti GO-JEK ini. Barangkali buat temen- temen yang belum penah naik GO-JEK mending saranku buat kalian “setidaknya sedikit banyak kalian harus paham tempat tujuan soalnya gak semua rider memahami sepenuhnya. Paham sih paham tapi tidak 100%”

0 komentar:

Posting Komentar